Sabtu, 23 Agustus 2014

S I N G K A T R A S A

Kita memang belum pernah bertatap muka , kita bertemu hanyalah sebatas lengan layar bidik komunikasi. Entah saya seperti mengenal kamu lama, tidak ada rasa canggung, malu-malu, saling bertukar pikiran.  Disaat saya benar-benar ingin menerima kamu untuk masuk ke ruang kosong, sebuah organ tak berlampu, dan berharap kamu menjadi yang terakhir untuk singgah di hati saya. Kini kenapa kamu hilang entah menghindar perlahan-lahan yang dulu rajin memberi kabar disela sibuknya. Jikalau, memang kamu sudah tidak mau berteman lagi, setidaknya kamu bilang terus terang. Cara kamu seperti ini membuat aku nggak nyaman dan merasa diabaikan. Meski penasaran, tapi saya harus belajar merelakan . . .

Intepretasi : AR

Kamis, 24 Juli 2014

Pertautan Emosi

Ada ruang dimana tempat ini masih berlabuh namamu, ada tempat dimana organ ini masih menyimpan jelas wajah dengan seklumit memory saat bersamamu.
Bisa apa Aku sekarang Aku merindu, ya hanya bisa merindumu dalam diam. Kamu yang sudah bahagia dengan yang lain. Perpaduan emosi antara memory dan kolabirasi rasa yang susah dikendalikan, sakitnya menusuk jantung ini melawan. Sadar akan semua tidak bisa kembali seperti menjadi KITA.
Sesak rasanya napas ini, meradang ingin memelukmu. Semakin Ku pertahankan dirimu, tidak ingin Aku kehilanganmu, tapi malah semakin Kamu menjauh gerah melihat sikap Ku yang nyatanya hanya ingin  terus bersamamu.
Rasa ingin menyapamu, entah ada malu dan takut. Aku hanya bisa teriak dalam hati, tersiksa keterpautan emosi " Aku Kangen Kamu " sebuah kalimat sederhana tapi susah Ku bisikan telingamu. Aku awal yang menggebu, ternyata kini  meninggalkan sisa-sisa rasa yang dinilai tak bermakna seperti serpihan debu di matamu.
Butuh waktu yang tak sebentar bahwa Kamu benar-benar sudah bahagia dengan yang lain, dan itu bukan bersama Aku. Aku kini merindumu dalam diam hingga akhirnya hati kecil membujuk untuk Aku segera merelakan. Menurut mereka hah bukan suatu hal yang sulit, tapi hanya mungkin butuh waktu. Entah sampai kapan waktu itu Aku kan bahagia dengan yang lain.



Interpretasi : BMP

Kekasih Halalmu

Jangan coba coba sentuh hatiku
Kalau kau tak niat serius
Bila ku benar benar jatuh cinta
Apa kau mau tanggung jawab
Bukan berarti ku tak suka kau dekati aku
Tapi ku takut kau hanya memberiku harapan palsu
Apakah kau menaruh hati padaku
Dan berniat menjadikan aku
Kekasih halalmu
Jangan coba-coba dekati aku
Hanya karena kau ingin tahu
Bila ku benar-benar jatuh cinta
Kupasti kan slalu setia

Bukan berarti kau tak boleh mendekati aku
Tapi aku takut kau hanya memberiku harapan palsu
Bila kau menaruh hati padaku
Dan berniat menjadikan aku
Kekasih halalmu

Kalau kau benar sayang
Jangan pernah kecewakan diriku
Promise me you marry me
I will be the best for you                                            - Kekasih halalmu, noura -


Jumat, 27 Juni 2014

Don't Give up On Love

Dalam ruang kecil, sedikit pantulan cahaya disudut yang  terarah aku termenung aku hanya ingin di dengar, di perdulikan, dimanjakan. Salahkah, bila aku bertingkah seperti layaknya anak kecil di hadapanmu. Aku hanya ingin seperti dia, dia yang kamu puja disaat kau bersamaku. Tengkoklah sedikit saja kepadaku, aku yang tulus menyayangi mu semenjak awal bertemu. Tatap matamu yang begitu tulus, membuat luluh lantah tak karuan. Tapi, mengapa semua berubah kau ilang arah semenjak kehadiaran dia. Bisakah kita merajut kembali masa lalu yang telah hilang, aku butuh dirimu menjadi yang kuyakin kau mampu perjuangkan aku, seperti dulu kau memperjuangkan mendapatkan aku. Maafkan aku yang tak bisa menjadi seperti dia, dia yang kini menjadikan banyak tawa dan canda dalam kehidupanmu. Mungkin, ku harus hadapi kenyataan ini, yang kelak hanya godaan sesaat. Tolong, katakan Segalanya kan membaik... katakan padaku.

Selasa, 03 Juni 2014

AMBISINIOUS

Kecewa, marah, kesal, geram entah itu semua jadi satu. Kalau saja boleh mengulang diputar waktu saya tidak akan memilih, mengikuti mau nya orang tua. Terkadang apa yang mereka pilihkan untuk putra-putrinya untuk masa depan tidak banyak berdampak baik bagi psikologis si anak, banyak dari sedikit atau sebaliknya tidak membuat mereka bahagia dan mengeksplor bakat apa si anak yang mereka punya. Kebanyakan anak menutup dan menarik diri dari lingkungan juga teman-temannya atas keterpaksaan MENERIMA mau nya orang tua. Yak, salah satunya saya. Sebenarnya saya sangat mengerti apa yang di inginkan oleh orang tua saya. Ia, menginginkan anaknya bisa Success sesuai dengan pilihan mereka, tapi apakah mereka memikirkan perasaan anaknya terhadap " KETERPAKSAAN " yang di alami ? apakah mereka tersirat sedikit terhadap anak mereka secara perlahan Psikologinya terganggu ? Entah hanya mereka dan TUHAN yang tahu. 
Terhubung dengan " KETERPAKSAAN " terhadap anak mereka. Sebenarnya, para orang tua ini secara tidak sengaja PEMBUNUH perlahan paling kejam dalam kreatifitas, potensi si anak. Dan pada akhirnya anak pun luluh mengikuti dan menjalankan apa yang Orang Tua mau.
Hingga detik dan sampai hidup yang saya jalani dan sangat terekam jelas dalam otak bagaimana mereka " MENGHARUSKAN " jujur saja saya masih belum bisa menerima apakah ini jalan hidup yang harus saya jalani. Benar-benar mengasingkan diri dari teman-teman SD, SMP, SMA, tetangga, hingga sampai Sanak Famili, malu rasanya untuk menerima kepahitan ini. Entah, sifat egois dan ketidakpenerimaan ini sepertinya tumbuh seiring berjalan sejak umur masih dini.  Hingga saat ini entah kenapa masih belum bisa mencintai pekerjaan yang saya jalani, yang selalu timbul adalah rasa kecewa dan selalu kecewa. Saya enggan mencintai pekerjaan mungkin untuk orang awam gelar ini dipandang sangat elegan dan mulia, tapi apa yang saya geluti di dunia kerja nyatanya tidak dipandang berkelas dengan para sejawat apalagi petinggi kalangan Spesialis.

Banyak orang serta teman-teman melihat saya gembira, padahal hingga detik ini entah menyiksa dalam hati, terkadang apa yang tampak baik, nggak selamanya terlihat sempurna !
Dalam hal ini saya cuman bisa geram, dan kekesalan dipendam dalam hati, kalau pun sudah pilu dalam hati biasanya senjata ampuh sudah dapat menenangkan saya. Dimana letak kebahagiaanku ? Ia masih terombang-ambing, dan aku terpaksa mengikuti ke mana arus kebahagian yang belum ku dapat. Entah, harus sampai kapan saya ketergantungan senjata ampuh itu. Hidup ini keras ! Yak lebih baik keras diri pada dirimu sendiri, sebelum dunia yang keras terhadapmu. Right.

Dan parahnya lagi, " KETERPAKSAAN " ini turun temurun saudara sekandung ku sendiri harus wajib mengikuti apa yang mereka mau. Entah, ambisius atau keegoisan mereka benar-benar hanya tulisan ini yang bisa mendeskripsikan betapa kecewa entah kehabisan kata-kata. 

Speechless dengerin radio dapet qoute ini dari salah satu penyiarnya, yang berbunyi : 
" Harus ada pahit untuk menciptakan manis. Harus ada sakit hati untuk menciptakan manis ".

Minggu, 01 Juni 2014

E L E G I R A S A


Aku dan kamu itu memang tidak bisa menjadi kita ataupun satu , bukan karena sebuah rasa tapi suatu hal. Rasa yang ku simpan dalam hati, rasa yang dapat aku rasakan sendiri. Sebuah rasa yang tulus yang terkadang terluka karena hingga aku tahu memang kita tidak bisa bersama . Kamu punya arti, arti yang ku sebut cinta..
Namun, keadaan ini lah yang membuat aku dan kamu tidak bisa menjadi bersatu. Keimanan ini yang membuat kita berbeda pemahaman. Aku tidak menyesal atau pun kecewa , aku sangat bahagia mengenalmu walau sesaat ..



Interpretasi : Unye 

Sampah Kata

Wellaa, welcome my Bloggie. Yak, kesekian kalinya punya blog karena nggak ke urus yang terdahulu. 

Salam terima kasih, entah yang kebetulan atau kesengajaan nengkok Blog ini mohon kesediaannya dirasa comment sekedar kasih masukan sepatah dua kata biar lebih bervariasi aja  :D